~If you really love yourself, ur family, friends, what're u waiting for then... bring them to jannah ~
Wednesday, 19 June 2013
DoA KEtiKa MuSiBah..
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
(lafaz istirja’) Sesungguhnya kami ini milik Allah dan kami akan kembali kepada-Nya
اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي
وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا إِلَّا أَخْلَفَ اللَّهُ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا
Ya Allah berilah aku pahala dalam musibah ini dan gantikanlah untukku dengan yang lebih baik daripadanya
MUSIBAH, kekalutan, dsbgainya sering mnejergah kita tidak mengia waktu. Lalu bagaimana agar musibah yang menimpa seorang mukmin dapat menjadi penghapus dosa bahkan menjadi pahala dan menggantikan musibah itu dengan sesuatu yang lebih baik? Pertanyaan ini telah dijawab oleh Allah SWT dalam al-Quran: "Orang-orang yang apabila tertimpa musibah mereka mengatakan:"inna lillahi wa inna ilaihi raji’un (Sesungguhnya kami ini milik Allah dan kami akan kembali kepada-Nya). Mereka itu mendapatkan salawat (pujian) dan rahmah. Merekalah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS Al-Baqarah 156-157)
Nabi SAW juga memberikan petunjuk kepada kita apa yang harus diucapkan ketika kita tertimpa musibah, besar atau kecil, dengan mengucapkan kalimat istirja’. Dari Abu Hurairah r.a. bahawa Rasulullah SAW bersabda: "Hendaklah salah seorang kamu mengucapkan istirja’ dalam segala hal (musibah) meskipun yang terjadi pada tali sandalnya. Sebab yang demikian tergolong musibah." (Syaikh Al Albani mengatakan bahawa hadis ini hasan setelah melihat adanya penguat hadis ini berasal dari Ibnu Sunni dengan sanad lemah (Al-Kalimuth Thayyib, Ibnu Taimiyah, tahqiq Al-Albani, hal.81)
Ummu Salamah r.a. mengatakan bahawa ia pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Seseorang yang tertimpa musibah lalu ia berkata: 'inna lillahi wa inna ilaihi raji’un' dan berdoa: Allahuma jurnii fi musibatii wakhluf liya khairan minhaa (Ya Allah berilah aku pahala dalam musibah ini dan gantikanlah untukku dengan yang lebih baik daripadanya). Niscaya Allah akan memberinya pahala kerana musibah itu dan menggantikan untuknya dengan yang lebih baik." (HR. Muslim 3/37-38).
Tatkala Abu Salamah (suaminya) meninggal, dia mengucapkan apa yang dikatakan Nabi SAW. Tak lama kemudian ia menjadi isteri Rasulullah SAW, suami baru yang lebih baik dari Abu Salamah. Siapa mangandaikan ia akan mendapat suami seperti Rasulullah SAW sementara ia sendiri pernah mengatakan: "Lelaki mana yang lebih baik daripada suamiku"? (Mukhtashar Syarah Shahih Muslim, hadith no. 918)
rujukan bersama:
عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ أَنَّهَا قَالَتْ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُولُ مَا مِنْ مُسْلِمٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ مَا أَمَرَهُ اللَّهُ
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي
وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا إِلَّا أَخْلَفَ اللَّهُ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا
قَالَتْ فَلَمَّا مَاتَ أَبُو سَلَمَةَ
قُلْتُ أَيُّ الْمُسْلِمِينَ خَيْرٌ مِنْ أَبِي سَلَمَةَ
أَوَّلُ بَيْتٍ هَاجَرَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
ثُمَّ إِنِّي قُلْتُهَا فَأَخْلَفَ اللَّهُ لِي رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَتْ أَرْسَلَ إِلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
حَاطِبَ بْنَ أَبِي بَلْتَعَةَ يَخْطُبُنِي لَهُ
فَقُلْتُ إِنَّ لِي بِنْتًا وَأَنَا غَيُورٌ
فَقَالَ أَمَّا ابْنَتُهَا فَنَدْعُو اللَّهَ أَنْ يُغْنِيَهَا عَنْهَا وَأَدْعُو اللَّهَ أَنْ يَذْهَبَ بِالْغَيْرَةِ
Dari Ummu Salamah sesungguhnya telah berkata
telah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Setiap orang Islam yang ditimpa musibah lalu dia mengucapkan
apa yang diperintahkan Allah iaitu
Sesungguhnya kami kepunyaan Allah dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Allah
Ya Allah ! Berikanlah aku pahala kerana musibah yang kuderitai
dan gantikan yang lebih baik "
Nescaya Allah akan menggantikan dengan yang lebih baik"
Ummu Salamah berkata : "Setelah Abu Salamah (suaminya) meninggal dunia
saya mengatakan (dalam hati) siapakah orang-orang Islam yang lebih baik
dari Abu Salamah orang pertama yang hijrah bersama keluarganya
kerana (mematuhi) Rasulullah s.a.w. ?
Kemudian saya mengucapkannya sekali lagi. Lalu Allah menggantikannya
dengan Rasulullah s.a.w. . Rasulullah s.a.w. mengutu Hatib bin Abu Baita'ah
meminang saya untuk menjadi isteri beliau.
Saya menjawab, bahawa saya mempunyai seorang anak perempuan
dan saya seorang perempuan yang cemburu.
Beliau menjawab : "Adapun anak perempuannya. Kita doakan
supaya dicukupkan Allah keperluannya dan tidak tergantung keperluannya
kepada ibunya dan aku mendoakan supaya Allah menghilangkan cemburunyamya".
Hadis sahih riwayat Muslim
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment